24 May 2007

Neraka di Saudia

::gus muh

Di luar masjidil haram, Saudia adalah tempat yang sama saja dengan daerah-daerah mesum di pojok paling mesum bumi ini. Di tanah yang melahirkan banyak nabi ini, kebejatan dan kesucian bersisian rapat dan dengan mudah saling bertukar tempat.

Ini bukan sekadar ocehan jahat saya yang memang sinis melihat tanah Arabia yang juga dengan mudah luluh melihat ibu-ibu terkasih berbondong-bondong menghampiri Arabia. Semoga keberangkatan mereka betul2 berniat bertemu Tuhan dan menapaktilasi jejak2 nabi, dan bukan selain dari itu. Sebab Arabia adalah salah satu tanah terkutuk. Tempat setan2 bersurban berkeliaran.

Sori... Ini bukan pendapat saya pribadi, tapi pengakuan seorang kawan Mochtar Han yang sudah menyaksikan sendiri dari dekat kebejatan manusia-manusia di sana. Berikut ini kesaksian kawan Mochtar saya postingkan untuk peminat blog neraka.

::oleh: mochtar han

Pada sebuah kendaraan, perjalanan antara makkah dan madinah aku berada semalam. jalanan kerontang seperti saat aku melintasi gurun di sepanjang kota kairo hingga sinai. kerana tiba waktu shalat, berhentilah kendaraan yang kami tumpangi di gurun yang luas itu. aneh, tiba-tiba aku sudah berdiri di belakang seorang imam sholat. menjadi makmum. imam tersebut mengenakan baju panjang lebar ala arab, putih bersih warnanya, tapi aku tak tahu siapa dia.

Tanpa alas sama sekali, dibawah bayangan pohon korma kami berdiri khusyu', ruku', sujud dan tasyahud. karena siang itu begitu panas, manakah kota paling panas yang kau temui selain makkah. kota suci dalam agama kita. mungkin jika Allah tak mengistimewakan tempat tersebut, aku yakin tak bakal ada manusia sudi tinggal dan datang berduyun-duyun sepanjang masa kesitu. klop dengan gumamku, tiga agama besar sama-sama muncul dari tempat terumit, susah dan payah. tanah bergurun.

Karena sejarah dan realita yang ada aku akan berbicara tentang makkah, kota tandus berbatu, dimana pohon-pohon enggan ditanam, sumber air hanya di mata air zamzam. jika saja disana tak ada masjidil haram dan makam baginda nabi, rasa-rasanya pun mustahil aku bercita-cita berkunjung kesana. karena orang-orangnya pun, katanya, lebih buas daripada orang-orang kita. asing dan bising.

Mungkin kau akan sedikit tersentak, kuceritakan, ada beberapa kawan lelaki yang menunaikan haji, oleh sopir taksi malah diajak mesum, sama-sama lelaki, biadab. jika di sebuah tempat, kemanusiaan dikekang dan telah menjadi budaya, maka tunggulah pelbagai penyimpangan. sebab, untuk meminang perempuan di negeri itu, seorang lelaki harus kasih mahar yang tak kepalang jumlahnya, rumah dengan aneka perlengkapannya. dan, pergeseran nilai pun akan terus terjadi, menuju titik rendah.

Misal dari pergeseran tersebut, orang mesir atau eropa tentu faham bagaimana sebagian lelaki nakal saudi yang saat musim haji justru pergi ke luar negeri, mainan kucing manis, dan sebagainya. saat mereka kembali lagi ke rumah, tahu-tahu rekening bank sudah penuh karena tempat tinggal mereka, mereka sewakan pada jamaah haji. kemarin aku baca di gatra seorang pangeran dari kerajaan saudi diancam bui selama 10 tahun di perancis ? gara-gara jet pribadinya digunakan untuk mengangkut ganja dari kolumbia ! dan seabrek kebrobrokan lainnya lagi.

Lalu imbas dari itu semua, tentu masih hangat di tempurung kepala, berapa ratus jamaah haji beberapa tahun lalu tewas tertimpa hotel yang runtuh ? berapa jamaah haji kita tahun lalu kelaparan disebabkan ketidakprofesionalan katering mereka? tak akan sampai terjadi hal-hal buruk sedemikian rupa kecuali negara tersebut berada dalam sistem dan kondisi yang bobrok dan akut, tak salah jika ada yang pernah kudengar... falsafah fikir milik orang eropa, falsafah kerja milik orang asia, falsafah kalam milik orang arab. jadi, intinya mereka unggul berbicara, etos fikir, etos kerja ? simpulkan sendiri saja.

Jum'at lagi pagi ini. iya, tiap jum'at pagi, aku selalu disentak mimpi, lagi, ruang sempit yang disitu selalu ada orang sholat. mereka ataupun juga aku sendiri. aku dibawa bunga tidur ke makkah. kota suci yang kini penuh selubung, tercemari. miris

Bicara atas nama realita, atas nama kegelisahan anak manusia.

2 comments:

manusiasuper said...

Mencerahkan, membuka hal baru yang hrus dipikirkan lagi...

Anonymous said...

Nggak tahu mesti komen apa, lucu atau sedih