29 September 2006

Adam Hawa Bukti Keisengan Barbar

::muna_penggabean

bung muhidin:

dengan segenap gairah bertualang dalam lautan huruf di alam benak telah saya baca adam-hawa, salah seorang anak rohani anda. sungguh, saya terkesan bukan dengan keberanian anda melangsungkan teror terhadap religiositas orang banyak, tapi justru dengan ketenangan anda dalam menyelenggarakan teror tersebut.

saya sama sekali tidak membaca kemarahan atau teriakan heroik di dalamnya. anda bercerita serileks musa saat menulis kitab genesis (bagian terbesar dari taurat sebetulnya ditulis orang lain, nama musa dipakai untuk menebalkan otoritas kitab). cara anda mengungkapkan adam lahir dari ketek tuhan sungguh paralel dengan cara musa mengatakan bahwa adam tercipta dari tanah, dan hawa dari tulang rusuk adam.

anda bicara dalam konteks kemahamungkinan dan kebolehjadian. artinya, jika adam lahir dari ketek tuhan, maka cara tersebut sama :suci:nya dengan proses penciptaan dari tanah. tapi, cerita penciptaan versi musa memang belakangan mendapat pembenaran sains dengan serangkaian temuan evolutip yang menegaskan bahwa semua urutan evolusi berasal dari mahluk organik yang terdapat di dalam tanah. itu menjadikan kemungkinan adam tercipta dari ketek tuhan cuma sebuah keisengan barbar.

padahal dalam trialitas +, =, -, dekonstruksi membuat semua keberurutan dan kausalitas tidak bermakna apa-apa. karenanya adam yang lahir dari ketek tuhan adalah sebuah lamunan serius.
bersama nurcholis madjid saya telah lama menerima khidir sebagai warna hijau: lambang dari segala yang ramah, teduh, asri, cair, lentur, dan relativitas absolut. dia adalah tanda = yang menerima segala.

karena itu khidir sama sekali berbeda dengan tulisan apologetik anda yang berbunyi: tanyakan kepada mereka apakah memilih berjihad dengan jalan meledakkan diri itu hanyalah usaha mencari sensasi murahan?

tapi, memang ada semangat untuk menjadi musa dalam diri anda saat saya tahu anda turun naik gunung merapi selama setahun dan menuliskan novel ini di sebuah tenda kecil yang panas. di bukit (gunung) sinai pula musa menulis sebagian isi taurat.

Komunitas Pasar Buku Indonesia, Wed Nov 30, 2005 5:20 am "muna_panggabean" muna_panggabean

No comments: