::engkos kosnadi
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari."
Saya orang yang sering tertegun membaca pernyataan Pramoedya Ananta Toer ini.
Ya, kekuatan tulisan-kedahsyatan kata-kata dimana ujaran lama berkata Scipta Manent verba Volant (yang tertulis akan tetap mengabdi, yang terucap akan berlalu bersama angin).
Kembali pada kuasa buku, kita tanya saja dari manakah Eropa menjadi kuasa seperti sekarang?
Muasal pencerahan Eropa setelah dark age (era kegelapan) yang melingkupinya, tak juga lagir dari pernyataan Immanuel Kant, “We heiss aufklarung?” tahun 1784 di Berlin.
Atau kegetiran hidup Galileo yang diinkuisisi dan dikafirkan oleh gereja dan Copernikus tak dengan sendirinya mendendangkan paradigma helio sentries yang datang dari langit.
Atau bahkan Rene Descartes tak serta merta mencetuskan postulat cogito ergo sum tanpa musabab. Para penggagas pencerahan itu mesti berterimakasih pada rahib-rahib di biara ordo Santo Benediktus yang penuh dengan labirin perpustakaan.
Hampir seluruh hidupnya diabdikan untuk menyalin naskah-naskah kuno menjadi buku. Para rahib ini mentranskrip khazanah peradaban Islam, Persia, Yunani, serta belahan dunia lain, lantas menerjemahkan dalambahasa ibunya.
Tugas utama mereka mencari naskah dan mentransfer ilmu ke tradisi Eropa. Mereka dengan semangat-semangat yang tak kunjung dirundung putus, mengembara ke Negeri Timur Jauh.
Sambil berziarah, mengumpulkan naskah, menyalin dan menetbitkannya.
Akhirnya warisan pengetahuan itu terselamatkan dengan rapi. Kelak transkrip naskah-yang telah menjadi buku--itulah yang ditelan oleh filosof dan ilmuwan Eropa masa pencerahan untuk menandai suatu era: Modernitas Eropa! (Scipta Manent! Mengabadikan Pengetahuan Lewat Buku, Balairung, 2001).
Judul Buku: Para Penggila Buku (Seratus Catatan di Balik Buku)
Penulis : Diana AV Sasa & Muhidin M Dahlan
Penerbit: I:Boekoe, Jogjakarta (2009)
Tebal: 667 halaman, 24 cm
Harga: Rp 200.000
ISBN: 978-979-1436-14-4
Engkos Kosnadi, Pendiri/Peneliti Kaoem Dewantara Institute
Blog: http://ramaprabu.multiply.com
FB: Rama Prabu
Resensi ini dimuat di Oase Kompas 12 Juni 2009
No comments:
Post a Comment