::h tanzil
Saya kebetulan sedang membaca buku ini. Memang di cover depan buku ini terdapat gambar palu arit, namun tidak berwarna, hanya berupa gambar timbul (embossed ) saja, sehingga kalau dilihat dari kejauhan yang terlihat hanyalah cover putih polos dan
dibawahnya terdapat judul "LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU".
Sebetulnya tak ada yang perlu dikhawatirkan oleh Gramedia, sejauh yang telah saya baca hingga setengahnya buku itu membeberkan fakta-fakta akan apa yang diperjuangkan oleh LEKRA selama periode 1950-1960an.
Dan sejauh yang saya baca, LEKRA itu bukan organisasi kebudayaan resmi dibawah naungan PKI, hanya saja memang petinggi-petinggi LEKRA banyak yang merupakan anggota PKI yang saat itu merupakan parpol resmi.
Saya bisa memahami mengapa kedua penulis tak mau mengganti covernya, karena menurut penuturan salah seorang penulisnya, cover itu menggambarkan hubungan LEKRA dengan PKI. Dibilang organisasi bentukan PKI ya tidak, dibilang tidak ada hubungan dengan PKI juga keliru. Jadi hubungan antara PKI dan LEKRA menjadi tidak jelas seperti yang divisualisasikan di buku tsb.
Demikian, yang pasti saya ikut prihatin jika buku ini tidak terdistribusikan dengan baik karena gara-gara covernya. Sejauh yang telah saya baca di buku ini, saya menyimpulkan bahwa dibawah cengkeraman LEKRA, sastra dan kebudayaan indonesia saat itu tampak begitu powerfull dan bagaimana LEKRA sangat menghargai kebudayaan Indonesia.
itu saja dulu...
salam,
tanzil
http://bukuygkubaca.blogspot.com
No comments:
Post a Comment