Saat detik-detik Proklamasi berlangsung secara LIVE di semua saluran televisi dan akun-akun media sosial menayangkan komentar-komentar terbaik, terkritis, terharu, terbajingan, ternyinyir di saluran media sosial, Den Mojo (tak memilih) mati!
Tanpa iringan kokok sebagaimana tentara yang tak pernah menang perang itu lakukan saat seorang serdadu mati, Den Mojo terpojok dalam kandangnya dalam posisi tertelungkup. Sendiri. Kesepian. Proses penyerahan dirinya dari sukma kehidupan duniawi jauh dari heroisma, misalnya lewat sebuah pertarungan paling berdarah dalam gelanggang sabung. Ia hanyalah pejantan yang sehari-harinya hidup bersama alam ayam; jika berahi, gelisah; jika alam malam menunjuk pukul 23.00, 01.45, 03.15, dan 04.00, ia berkokok seperti toa di masjid-masjid. Masya Allah.
Secara historiografi, ini sekadar mengingatkan Anda, Den Mojo hadir di pojok kiri rumah saya pada sore hari, 17 Oktober 2014. Ia hadir bersamaan dengan tulisan saya berjudul "Raffi Ahmad, Denny JA, dan Ironi Oktober" ini ditayangkan Mojok.co atas perkenan Redaktur Kepala Arlian Buwono. Tidak seperti media lain menunda honorarium, si bendahara Mojok Nody Arizona langsung transfer. Dengan uang Mojok transferan pagi hari itulah si Jantan Den Mojo ini terbeli dari salah satu warung unggas di kompleks selatan Pasty Kota Jogja. Karena historiografi inilah si jantan putih ini diberi nama Den Mojo.Walau tertanda 17 Oktober kehadirannya di kiri rumah, Den Mojo tak mewarisi sifat-sifat picik tentara yang bergerak liar di Istana Negara pada 17 Oktober 1952 dan/atau tepat setahun Mas Prab berulangtahun.Dengan taji yang panjang dan tajam ia memang galak, tapi sesungguhnya kalahan. Dari empat pejantan dalam Little Farm di kiri rumah, ia jagoan nomor tiga. Ia adalah penguasa nomor tiga bersandar pada kategori alam ayam: pertarungan. Walau kalahan, ia disayangi si betina. Jika empat pejantan di lepas dan semuanya mengerubuti si betina, maka betina yang terganggu menjadi rebutan itu memilih berlari di sisian Den Mojo yang kalahan itu.Dia memang sosok kalahan, tapi si betina selalu nyaman di sampingnya, walau tak memiliki sepenuhnya cinta si betina. Itu semua sudah cukup bagi Den Mojo.Selamat jalan Den Mojo. Walau tak sampai melebihi usia Mojok yang tak lama lagi berusia 2 tahun. Sudah cukup!Selamat jalan Den Mojo di hari sakral bagi Republik Indonesia. (Muhidin M. Dahlan)
Tanpa iringan kokok sebagaimana tentara yang tak pernah menang perang itu lakukan saat seorang serdadu mati, Den Mojo terpojok dalam kandangnya dalam posisi tertelungkup. Sendiri. Kesepian. Proses penyerahan dirinya dari sukma kehidupan duniawi jauh dari heroisma, misalnya lewat sebuah pertarungan paling berdarah dalam gelanggang sabung. Ia hanyalah pejantan yang sehari-harinya hidup bersama alam ayam; jika berahi, gelisah; jika alam malam menunjuk pukul 23.00, 01.45, 03.15, dan 04.00, ia berkokok seperti toa di masjid-masjid. Masya Allah.
Secara historiografi, ini sekadar mengingatkan Anda, Den Mojo hadir di pojok kiri rumah saya pada sore hari, 17 Oktober 2014. Ia hadir bersamaan dengan tulisan saya berjudul "Raffi Ahmad, Denny JA, dan Ironi Oktober" ini ditayangkan Mojok.co atas perkenan Redaktur Kepala Arlian Buwono. Tidak seperti media lain menunda honorarium, si bendahara Mojok Nody Arizona langsung transfer. Dengan uang Mojok transferan pagi hari itulah si Jantan Den Mojo ini terbeli dari salah satu warung unggas di kompleks selatan Pasty Kota Jogja. Karena historiografi inilah si jantan putih ini diberi nama Den Mojo.Walau tertanda 17 Oktober kehadirannya di kiri rumah, Den Mojo tak mewarisi sifat-sifat picik tentara yang bergerak liar di Istana Negara pada 17 Oktober 1952 dan/atau tepat setahun Mas Prab berulangtahun.Dengan taji yang panjang dan tajam ia memang galak, tapi sesungguhnya kalahan. Dari empat pejantan dalam Little Farm di kiri rumah, ia jagoan nomor tiga. Ia adalah penguasa nomor tiga bersandar pada kategori alam ayam: pertarungan. Walau kalahan, ia disayangi si betina. Jika empat pejantan di lepas dan semuanya mengerubuti si betina, maka betina yang terganggu menjadi rebutan itu memilih berlari di sisian Den Mojo yang kalahan itu.Dia memang sosok kalahan, tapi si betina selalu nyaman di sampingnya, walau tak memiliki sepenuhnya cinta si betina. Itu semua sudah cukup bagi Den Mojo.Selamat jalan Den Mojo. Walau tak sampai melebihi usia Mojok yang tak lama lagi berusia 2 tahun. Sudah cukup!Selamat jalan Den Mojo di hari sakral bagi Republik Indonesia. (Muhidin M. Dahlan)
No comments:
Post a Comment